Kamis, 19 April 2012

TEKNOLOGI PAVING BLOCK

1. Perkerasan Lentur
  • perkerasan lentur dengan bahan pengikat aspal yang sering disebut campuran aspal
    panas atau hot mix.
  • Pemakaian tipe perkerasan lentur tersebut semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pengembangan suatu daerah. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut dilakukan (impor dari luar negeri seperti aspal Shell, ESSO 2000 dllnya)
  • Komponen aspal memberikan sumbangan sebesar 60% dari biaya total hot mix.).
2. Perkerasan kaku
  • tipe perkerasan kaku dengan agregat sebagai tulangan dan bahan pengikat semen.
  • Memerlukan biaya yang cukup mahal. Kerena banyak memerlukan peralatan berat dan
    pengerjaannya memerlukan keahlian khusus serta tidak dapat langsung dibuka untuk lalu-lintas.
3. Perkerasan dengan paving block
  • Jenis perkerasan jalan lainnya yaitu paving block , yang terbuat dari campuran pasir dan
    semen ditambah atau tanpa campuran lainnya ( abu batu atau lainnya ).
  • Pemakaiannya semakin meningkat, pada umumnya dipakai untuk perkerasan halaman parkir hotel, pertokoan, perkantoran dan perumahan. 
  • Perkembangan pemakaian selanjutnya : lapangan parkir di pelabuhan, perkerasan jalan di lingkungan kampus dan perumahan.
  • Keunggulan dari perkerasan paving block antara lain pengerjaannya mudah, biayanya murah, perawatannya mudah serta dapat memanfaatkan material lokal. 
  • Di Propinsi Lampung tipe perkerasan ini sudah dipergunakan di dermaga I & IV Pelabuhan.  Penyeberangan Bakauheni, setelah diamati menunjukkan kinerja yang sangat baik sampai saat ini.
  • Berbeda kondisinya pada jalan lingkungan yang menggunakan paving block hasil produksi industri rakyat, terjadi kerusakan cukup parah seperti patah dan aus permukaannya bahkan banyak yang terlepas.
DEFINISI PAVING BLOCK

Paving block atau blok beton terkunci menurut SII.0819-88 adalah suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis lainnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton tersebut.

Sedangkan menurut SK SNI T-04-1990-F, paving block adalah segmen-segmen kecil yang terbuat dari beton dengan bentuk segi empat atau segi banyak yang dipasang sedemikian rupa sehingga saling mengunci (Dudung Kumara, 1992; Akmaluddin dkk. 1998).

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

Keuntungan dari Paving Block
(a) Pelaksanaannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dpt diproduksi secara masal;
(b) Pemeliharaannya mudah dan dapat dipasang kembali setelah dibongkar;
(c) Tahan terhadap beban statis, dinamik dan kejut dan
(d) Tahan terhadap tumpahan bahan pelumas dan pemanasan oleh mesin kendaraan.

Kelemahan Paving Block
  • Mudah bergelombang bila pondasinya tidak kuat dan kurang nyaman untuk kendaraan dengan kecepatan tinggi.
  • Sehingga perkerasan paving block sangat cocok untuk mengendalikan kecepatan kendaraan di lingkungan permukiman dan perkotaan yang padat.
SPESIFIKASI PAVING BLOCK

Mutunya dan standar yang disyaratkan :
  • mempunyai bentuk yang sempurna,
  • tidak retak-retak dan cacat,
  • bagian sudut dan rusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan tangan.
     
Bentuk Dan Ukuran
  • Berdasarkan bentuknya paving block dapat dibedakan menjadi dua yaitu bentuk segi empat dan segi banyak.
  • Ketebalan 6 cm, 8 cm dan 10 cm,
  • Warna umumnya abu-abu atau sesuai dengan pesanan konsumen.
  • Toleransi ukuran yang disyaratkan adalah ± 2 mm untuk ukuran lebar bidang dan ± 3 mm untuk tebalnya serta kehilangan berat bila diuji dengan natrium sulfat maksimum 1%.

Berdasarkan kekuatan fisik paving block dapat dibedakan menjadi 3 macam, seperti terlihat pada
Tabel 1.





Kekuatan (MPa) 

Ketahanan Aus

Kadar Air
Mutu


 (mm/menit)

Rerata (%)

Rata-rata 
Terendah 
Rata-rata 
Terendah

40
34,0 
0,090 
0,103 
3
II 
30
25,5
0,130 
0,149 
5
III 
20
17,0 
0,160 
0,134 
7

 Kombinasi Pola Pemasangan Paving Block

Kombinasi antara pola pemasangan, bentuk, mutu, tebal dan pola pemasangannya dapat dilihat pada Tabel 2. Pemasangan paving block dapat dibuat mosaik dengan kombinasi warna sesuai estetika yang dirancang, dapat berupa logo, tulisan dan batasan area parkir atau penunjuk arah pada suatu daerah pemukiman.

Tabel 2. Kombinasi Mutu, Bentuk, Tebal dan Pola Pemasangan Paving Block.
No.
Penggunaan 
Kombinasi
Kombinasi
Kombinasi
Kombinasi


Kelas 
Bentuk 
Tebal (mm) 
Pola
1
 Trotoar dan Pertamanan 
II 
A,B,C,X 
60
SB, AT, TI
2
Tempat Parkir & Garasi 
II 
A, B, C 
60
SB, AT, TI
3
Jalan Lingkungan 
I/II 
A atau C 
60/80 
TI
4
Terminal Bus 
I
A atau C 
80
TI
5
 Container Yard, Taxy way 
100
TI
 Sumber : SK SNI T – 04 – 1990 – F.
Catatan Pola : SB = Susun Bata; AT = Anyaman Tikar; TI = Tulang Ikan.Kombinasi Pola Pemasangan Paving Block



  • Bahan baku paving block yang utama adalah pasir dengan gradasi baik dan semen sebagai bahan pengikat.
  • Komposisi dari adukan yang umum dipakai (semen : pasir) adalah : 1 : 3 ; 1 : 4 ; 1 : 5 bahkan lebih sesuai dengan mutu yang diinginkan.
  • Disamping itu dapat ditambahkan bahan substitusi lainnya seperti abu batu, abu terbang, kapur dan bahan lainnya yang dapat memperbaiki mutu dari paving block tersebut.
  • Paving block dapat diproduksi baik secara mekanis, cara semi mekanis dan secara manual dengan cetak tangan.
  • Pada umumnya mutu paving block yang diproduksi dengan peralatan mekanis memiliki mutu yang tinggi.
  • Bahan-bahan dicampur dalam perbandingan tertentu sesuai dengan peruntukan dan mutu yang direncanakan, kemudian dicetak dan dipadatkan dengan getaran.
  • Setelah dibuka dari cetakannya disimpan pada tempat yang terlindung dari panas matahari langsung dan hembusan angin yang berlebihan.
  • Supaya hasilnya lebih baik dilakukan perawatan seperti beton dengan penyiraman secara teratur. Setelah mencapai umur 28 hari paving block dapat diuji mutunya dan siap untuk dipasarkan.
  • Dari hasil penelitian yang menggunakan limbah kapur soda 1 : 4 terhadap volume diperoleh kuat tekan 214 kg/cm2 termasuk mutu III (Abdurachim A, 1993).
  • Penelitian lain menunjukkan penambahan abu terbang sebagai bahan substitusi pengganti semen sangat memuaskan yaitu : sebesar 30% dari berat semen untuk mutu I (400 kg/cm2), untuk mutu II (300 kg/cm2) sebesar 40% dan untuk mutu III (200 kg/cm2) mencapai 50% dari berat
    semen (Andriati AH dkk, 1990; Abdurachim A. dkk, 1993).
SUMBER : (Teknik Bangunan PLPG Unila) / daniel If Note

1 komentar:

  1. toko yang menyediakan paving dengan berbagai macam bentuk model, yang terdekat dengan magetan, dimana ya?
    Raja Pulsa Murah
    Raja Pulsa Murah

    BalasHapus